Pulau Ular merupakan Salah satu pulau yang berada di tengah perairan bagian timur wilayah kecamatan Wera. Pulau ini juga bersebelahan dengan dua obyek wisata daerah kabupaten Bima, yaitu pulau Gilibanta dan Tolowamba. Pulau ini merupakan habitat bagi populasi ular laut dengan keunikan warnannya putih silver dengan kombinasi hitam kilat.
Ular-ular berwarna hitam putih cerah itu sangat mempesona
bila tertimpa cahaya matahari. Wisatawan sangat menyukai momen-momen
menyaksikan pemandangan langka ini. Mereka tanpa ketakutan mengalungkan
ular-ular besar ini di lehernya. Yang tak kalah aneh, bentuk ekor ular ini
sudah pipih menyerupai ekor ikan. Para nelayan sering menemukannya masuk dalam
jaring, namun segera dilepaskan karena mitos khusus terhadap ular tersebut.
Ular ini tak bisa dibawa kemana-mana, karena akan selalu kembali ke habitatnya.
Kalau tidak bisa kembali, dipercaya akan mendatangkan bencana bagi masyarakat
Desa Pai. Karenanya, masyarakat desa sangat menjaga kelestarian satwa itu.
Pulau Ular dapat dijangkau dengan jarak tempuh lebih kurang
45 menit perjalanan dari Kota Bima dengan menggunakan transportasi darat.
Setelah tiba di Desa Kalo Kecamatan Wera, selanjutnya untuk menuju Pulau Ular,
anda harus menggunakan perahu/sampan yang telah disediakan masyarakat sekitar
dengan waktu tempuh 15 menit dari daratan.
Sebelum menyeberang ke pulau ini kita juga akan menemukun
keunikan lain yang ada di daerah ini. Keunikannya adalah ada banyak mata air
dipinggir pantai yang apabila air pantai naik maka mata air ini akan tertutup
tapi anehnya air dari mata air tersebut rasanya tetap tawar seperti air yang
ada dirumah-rumah pada umumnya. Penduduk disini menyebutnya dengan Oi Ca’ba,
kalau diartikan dalam bahasa Indonesia artinya air yang tawar.
Ular-ular di pulau ini menurut penduduk setempat merupakan
jenis ular laut. Siapapun tahu bahwa ular laut termasuk ular yang sangat
beracun. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya, ular tersebut memang berbentuk
seperti ular laut. ekornya pipih seperti ekor ikan, warnanya putih silver dan
hitam mengkilat. Ketika dipegang tidak terasa licin sama sekali sebagaimana layaknya
ular-ular di darat. Kulitnya lebih terasa kesat dan bersirip seperti ikan.
Walau hidup liar, mereka sangat jinak dan ramah terhadap pengunjung. Ketika
dipegang mereka sama sekali tidak menggigit atau melilit. Bahkan ketika
dipegang dalam jumlah yang cukup banyak, ular-ular tersebut tetap jinak.
Di balik keunikan pulau ini menyimpan sebuah mitos.
Orang-orang disekitar pulau mengatakan bahwa asal mulanya pulau tersebut
berasal dari sebuah kapal belanda dulu yang ingin datang ke Bima kemudian orang-orang
sekitar mengutuk kapal itu menjadi sebuah pulau dan ular-ular yang menghuni
pulau tersebut adalah ular jadi-jadian yang bertugas untuk melindungi pulau
tersebut. Dua pohon kamboja yang berada di atas pulau itu dikatakan sebagai
tiang dari kapal belanda tersebut.Ular ini tidak bisa dibawa kemana-mana. Kalau
ada yang membawanya keluar dari daerah itu, ular tersebut akan segera kembali
ke komunitasnya lagi. Kalau tidak bisa kembali, dipercayai akan mendatangkan
bencana bagi masyarakat Desa Pai, makanya masyarakat desa sangat menjaga
kelestarian satwa itu.
Artikel Terkait: Gunung Tertinggi di Dunia Bukan Everest
Artikel Terkait: Gunung Tertinggi di Dunia Bukan Everest
mau coba kesana ahh :v :3
ReplyDeleteDulu pulau ular dah pernah di tayangin di MTMA TransTV gan, aku liat bagus disana gk cuma pulau ular
ReplyDeleteMakasih atas kunjungannya ke http://skipzen.blogspot.com/2015/08/cara-mengganti-template-blogger-dengan.html Blog Game High Compress, tutorial, SEO, dll
ReplyDelete